Saatnya Pesantren Cetak Ahli Blockchain & AI untuk Indonesia
- Created Nov 05 2025
- / 39 Read
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya pesantren berperan aktif dalam mencetak generasi muda yang ahli di bidang teknologi strategis seperti blockchain, artificial intelligence (AI), robotik, dan bioteknologi.
Pernyataan ini disampaikan dalam dua kesempatan berbeda di Cirebon dan Semarang, sebagai bentuk dorongan nyata agar santri ikut menjadi bagian dari transformasi digital nasional.
Gibran: Santri Harus Melek Teknologi, Bukan Sekadar Ngaji
Dalam acara Inagurasi GP Ansor Jawa Tengah di Pondok Pesantren Asshodiqiyah, Semarang (2 November 2025), Gibran mengatakan bahwa santri perlu memiliki keseimbangan antara pemahaman agama dan kemampuan menghadapi tantangan zaman.
“Anak-anak muda Ansor akhlaknya pasti baik, ngajinya baik, tapi harus diimbangi dengan ilmu yang menjawab tantangan zaman. Kita ingin mencetak santri-santri ahli blockchain, artificial intelligence, robotik, dan biotek,” ujar Gibran seperti dikutip dari Kompas.
Menurutnya, ilmu agama tetap menjadi pondasi utama, tetapi penguasaan teknologi mutakhir adalah kunci agar generasi muda Indonesia bisa bersaing di era industri digital.
Pemerintah, kata Gibran, membuka ruang kolaborasi luas dengan organisasi seperti GP Ansor untuk memperkuat pembangunan SDM berbasis teknologi dan inklusi sosial.
Pidato di Buntet Pesantren Pertegas Komitmen Gibran soal Teknologi
Sebelumnya, dalam acara Silaturahmi Nasional Alumni Menyongsong 3 Abad Buntet Pesantren di Cirebon (23/10), Gibran juga menyerukan pentingnya peningkatan kapasitas santri dalam bidang teknologi modern.
Ia menyebut bidang strategis seperti data analitik, keamanan siber, dan bioteknologi harus mulai dikuasai oleh santri agar pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tapi juga pusat inovasi teknologi berbasis nilai moral.
“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, santri adalah aset bangsa. Mereka bukan hanya penjaga moral, tapi juga penggerak kemajuan Indonesia,” ucap Gibran dikutip dari CNN Indonesia.
Selaras dengan Visi Prabowo–Gibran tentang SDM Unggul
Gibran menegaskan bahwa ajakan ini sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk membangun SDM unggul berdaya saing global, tanpa meninggalkan akar nilai keagamaan.
Bonus demografi yang sedang dialami Indonesia disebut sebagai peluang emas untuk meningkatkan produktivitas nasional melalui penguasaan teknologi.
“Kesempatan ini tidak datang dua kali. Anak muda, santri, harus saling mendukung, bekerja keras, dan berani berinovasi,” kata Gibran menutup pidatonya.
Kolaborasi Pesantren dan Teknologi Digital
Dorongan Gibran dianggap langkah strategis untuk memperluas ekosistem talenta digital Indonesia hingga ke kalangan pesantren.
Dalam konteks blockchain, hal ini dapat membuka ruang baru bagi:
- Edukasi dasar teknologi desentralisasi di pesantren,
- Riset pemanfaatan blockchain untuk sektor sosial,
- Dan penciptaan lapangan kerja berbasis digital talent.
Dengan meningkatnya literasi teknologi di pesantren, Indonesia berpotensi membangun model inklusi digital berbasis nilai keagamaan, menjembatani kesenjangan antara tradisi dan inovasi.
Kesimpulan
Pernyataan Gibran bukan sekadar seruan seremonial, tapi sinyal jelas bahwa pemerintah melihat pesantren sebagai bagian penting dari strategi transformasi digital nasional.
Dengan mendorong santri menjadi ahli blockchain, AI, dan teknologi canggih lainnya, Gibran mengirim pesan bahwa inovasi dan moralitas bisa berjalan beriringan.
Pesantren tidak lagi hanya tempat menimba ilmu agama, tapi juga bisa menjadi pusat pengembangan talenta digital Indonesia.
Share News
For Add Product Review,You Need To Login First
















